p class="abstracttextDILIGENTIA">Transformation for the nation's generation can be done through education because education has a very important influence on the nation's generation. Christian education is not only talking about ways to educate children of the nation, but also Christian education is holistically paying attention to the entire existence of students. The development of the modern era has caused the character of the nation's generation to decline and moral damage is getting higher. The role of the qualified Christian teachers is very important in improving the quality of education, especially students. Beside the parents, teachers have a big influence in the life the of students. The Christian education is not just to improve science, but to shape the character of students through the role of Christian teachers who have experienced a new birth because only Christian teachers who have been born again are able to do good deeds because the Holy Spirit enables them. Every example of good deeds done by a Christian teacher will influence the formation of student character. Christian teachers who have experienced a new birth as agents of transformation took change play a role in shaping the character of students. The formation of student character aims to make students know the truth and errors and the meaning of each action they do. Through correct understanding students are able to make decisions and take responsibility in the modern era. The purpose of this paper is to demonstrate the important role of Christian teachers in shaping students' character through Christian education. This paper begin with some explanations of the study focus based on the title. The next explanation is to examine the role of the Christian teacher in shaping students’ character and finally make conclusions and digital era is synonymous with the use of technology that is beneficial for education. The use of technology must be balanced with character education to provide direction to students in utilizing technology. The decline in character in the digital era is evidence that character education has not been implemented optimally so that students deviate from the use of technology and internet networks. Teachers play an important role in overcoming character decline by instilling character values based on Christian ethics based on the Bible. Christian ethics is the basis for providing character education in the digital era. The purpose of this study was to determine the teacher's role in implementing character education to overcome the decline in student character in the digital era which was reviewed based on the study of Christian ethics. The method used is a literature review, namely a description of reading materials that are relevant to the research topic. Based on the literature review that has been carried out, it can be concluded that teachers have an important role in implementing character education to overcome the decline in student character in the digital era. The teacher has a role as an agent of reconciliation who guides students to have a Christ-like character with the aim of developing a Christian mindset, social responsibility, mental, physical, and social health and preparing students for the world of work. BAHASA INDONESIA ABSTRACT Era digital identik dengan penggunaan teknologi yang bermanfaat bagi pendidikan. Penggunaan teknologi harus diimbangi dengan pendidikan karakter untuk memberikan arahan kepada siswa dalam memanfaatkan teknologi. Kemerosotan karakter di era digital adalah bukti pendidikan karakter belum dilaksanakan secara maksimal sehingga siswa melakukan penyimpangan terhadap penggunaan teknologi dan jaringan internet. Guru berperan penting untuk mengatasi kemerosotan karakter dengan menanamkan nilai-nilai karakter berdasarkan etika Kristen yang berlandaskan pada Alkitab. Etika Kristen merupakan dasar dalam memberikan pendidikan karakter di era digital. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru dalam menerapkan pendidikan karakter untuk mengatasi kemerosotan karakter siswa di era digital yang ditinjau berdasarkan kajian etika Kristen. Metode yang digunakan adalah kajian literatur yaitu deskripsi mengenai bahan-bahan bacaan yang relevan dengan topik penelitian. Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa guru memiliki peran yang penting dalam menerapkan pendidikan karakter untuk mengatasi kemerosotan karakter siswa pada era digital. Guru memiliki peran sebagai agen rekonsiliasi yang menuntun siswa untuk dapat memiliki karakter serupa Kristus dengan tujuan mengembangkan pola pikir Kristen, tanggung jawab sosial, kesehatan mental, fisik, dan sosial serta mempersiapkan siswa untuk dunia kerja. Abstract Plastic surgery to change the shape of the nose rhynoplasty is a controversy that is present today as knowledge increases in the field of medical technology, increasing aesthetic influence which presents new trends in influencing a person's shape and appearance. On the other hand, nose reconstruction septoplasty is also needed because of an accident, disease or certain conditions in the nose. This paper analyzes the issue of plastic surgery on the nose as an effort to provide an understanding of biblical ethics to place this phenomenon in accordance with Christian ethical principles. The goal is for God's people to consider biblical and ethical principles in making ethical decisions before undergoing plastic surgery. In this study, researchers used descriptive analysis methods and literature studies. The type of data used is in the form of various books and articles according to the theme of the discussion. Based on existing research, researchers found that nose specialist plastic surgery procedures must be carried out according to the conditions that occur and are supported by clear goals and motivation. Such as plastic surgery of the cetoplasty type which is mandatory for the method of healing the respiratory tract in the nose and plastic surgery of the rhinoplasty type which actually does not have to be done because it is contrary to God's will, and does not agree with the perspective of bioethics and Christian ethics. It is possible to do this surgical procedure, but it must be based on clear reasons and objectives, and supported by the unavailability of other options apart from how necessary this operation must be carried out. Key words Plastic Surgery, Septoplasty, Rhinoplasty, Christian EthicsSanctification is a process of maturation to becoming more Christ-like in character after a person experiences regeneration. In the context of adolescent faith development, apart from parents and church clergy, regenerated adolescents also need support from Christian teachers as the agent of restoration in order to restore the image of God in themselves and as the agent of reconciliation in order to restore their relationship with God, others, and themselves all of which have been affected by sin. Christian teachers can function as role models for these adolescents both inside and outside classroom settings. One of the biggest barriers for adolescents to develop a more Christ-like character are their irrational beliefs that influence their thoughts and behaviors. This article will discuss the role of Christian teachers in helping adolescents to become more Christlike in character in their daily life. Pengudusan merupakan suatu proses pendewasaan menuju karakter Kristus setelah seseorang mengalami kelahiran baru. Dalam konteks perkembangan iman remaja, selain dari peran orangtua dan pendeta, para remaja yang telah lahir baru membutuhkan dukungan guru Kristen sebagai agen pemulihan untuk memulihkan gambar dan rupa Allah dalam diri mereka dan agen pendamaian untuk memulihkan relasi mereka dengan Allah, sesama, dan diri sendiri yang telah rusak karena dosa. Guru Kristen memiliki peran sebagai teladan bagi para remaja baik didalam maupun diluar konteks kelas. Salah satu hambatan terbesar bagi remaja untuk memiliki dan menghidupi karakter Kristus adalah irrational beliefs mereka yang mempengaruhi pikiran dan perilaku mereka. Artikel ini akan membahas bagaimana peran guru-guru Kristen dalam menolong para remaja untuk memiliki dan menghidupi karakter Kristus dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Apayang saya harus lakukan untuk masuk surga? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi pemikiran begitu banyak orang di dunia. Banyak orang yang merasa susah karena memikirkan dosa-dosa yang mereka lakukan. Banyak orang menyiksa diri, melakukan upacara-upacara ritual yang memberatkan, demi mendapatkan pengampunan. Untuk itulah blog ini
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Manusia pada dasarnya membutuhkan orang lain untuk dapat bertahan dalam kehidupan ini, karena manusia diciptakan sebagai mahkluk sosial. Dalam bidang kehidupan apapun kita membutuhkan kehadiran seseorang yang mampu menolong kita atau membantu kita melakukan sesuatu. Dalam salah satu bidang itu secara khusus setiap orang sejatinya membutuhkan pengarah pula agar dalam setiap tingkah lakunya dapat terarah dengan baik dan tidak salah dalam mengambil setiap keputusan. Dari kebutuhan inilah maka perlu ada role model yang dapat dijadikan teladan dan dapat mengajar dengan baik layaknya seorang guru yang profesional. Kehadiran sosok guru juga dibutuhkan dalam pembentukan karakter seseorang supaya pendidikan dapat berjalan maksimal. A. Mengapa Harus Yesus Kristus? Pertanyaan yang mendasar dalam pembahasan ini adalah "mengapa harus Yesus Kristus yang menjadi teladan dan guru kita?" Pertanyaan tersebut sesungguhnya dapat dipahami sebagai pertanyaan retoris bagi umat Kristen. Bagaimana tidak, jika kita melabeli diri kita sebagai orang Kristen maka secara sadar seharusnya kita dapat dengan mudah menjawab pertanyaan tersebut. Jawaban yang sudah tentu ialah karena kita disebut sebagai orang Kristen maka pastilah Yesus Kristus sendiri yang harus menjadi teladan utama bagi orang-orang Kristen. Sama seperti makna sebutan Kristen sendiri yang disematkan pada pengikut Kristus sejak di Anthiokia Kis. 1126. Dasar inilah yang menjadi alasan mengapa Kristuslah yang seharusnya menjadi role model utama untuk diteladani. Selain dari pada itu Kristus merupakan sosok yang paling tepat sebagai Guru, karena Dia sendiri adalah Allah. Meskipun begitu, dalam sosok manusianya Kristus juga telah menunjukan kehebatannya sebagai pendidik dan pengajar. Dalam tugas-Nya sebagai Guru, Yesus menekankan kebersamaan atau persekutuan. Melalui persekutuan itu para murid melihat Yesus sebagai sosok yang penuh dengan pengetahuan, hikmat dan wibawa atau kharisma serta kedalaman Model Pengajaran Ketrampilan-Nya dalam mengajar menggunakan metode perumpamaan pada zaman itu ialah sebuah terobosan yang menyegarkan dalam dunia pendidikan kala itu. Sebab, tidak banyak dari para pengajar taurat pada masa itu yang lihai dalam menganalogikan sebuah pengajaran. Perumpamaan-perumpaan yang disampaikan Yesus memudahkan banyak orang untuk mengerti serta memahami pengajaran-pengajaran yang diberikan-Nya. Menjadikan diri-Nya sendiri sebagai contoh yang nyata membuat pengajaran-Nya semakin kokoh dan dapat dipercaya oleh banyak orang. Berikut beberapa teladan dari Yesus Kristus yang dapat kita pakai sebagai standar pengajaran 1 Tetap Setia dalam Penderitaan1 Petrus 2 21 mengatakan, kita telah dipanggil karena Kristus telah lebih dahulu menderita untuk menjadi teladan bagi kita, supaya kita mengikuti jejaknya. Kristus menjadikan dirinya contoh nyata atas kesetiaan di masa penderitaan. Supaya murid-muridNya melihat juga dan mengajarkan kembali kepada generasi selanjutnya 1 2 3 Lihat Pendidikan Selengkapnya
bahwamodernisasi adalah sebuah proses dengan Gambar 9.3 Iman Kristen yang aspek penting, yakni efektivitas, efisien, praktis, teguh merupakan senjata untuk sederhana, menghargai kehidupan, dan menghargai menghadapi dampak negatif waktu. Oleh karena itu, keluarga Kristen perlu modernisasi mengembangkan sikap yang terbuka dan mau
Lori Official Writer 3093 Matius 16 24-25 Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 45; Kisah Para Rasul 17; Keluaran 39-40 Apakah saat ini kamu sudah menjadi murid Kristus? Mari belajar bagaimana perjalanan menjadi seorang murid Kristus dari Lukas 14 28-32. “Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang. Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.” Ayat di atas bicara tentang dua perumpamaan yang berbeda tapi dengan satu pesan yang sama. Coba perhatikan, perumpamaan pertama mengingatkan tentang pentingnya membuat anggaran biaya ketika hendak mendirikan sebuah bangunan atau menara. Karena dengan itu, dia bisa menyelesaikan bangunannya hingga akhir. Sehingga dia tak perlu menanggung ejekan maupun sindiran dari orang lain. Sementara yang kedua bicara tentang bagaimana seorang raja harus melakukan pertimbangan sebelum pergi berperang. Sehingga dia tidak dipukul kalah karena pasukannya tidak memiliki kapasitas yang mumpuni untuk melawan musuh. Kesimpulannya, dua perumpamaan ini sama-sama bicara tentang pentingnya perencanaan dan pertimbangan sebelum melakukan satu tindakan. Sehingga risiko yang ditanggung di kemudian hari bisa jauh lebih kecil. Hal yang sama berlaku juga buat kita ketika memutuskan untuk mengikut Kristus dan menjadi murid-Nya. Mungkin kamu akan bertanya, Kenapa mengikut Kristus harus membutuhkan pertimbangan yang sedemikian rupa?’ Walaupun Tuhan sediri menghendaki setiap orang percaya dan mengikut Dia. Tapi bukan berarti itu adalah perjalanan yang mudah. Tuhan tidak mau kita mengikut Dia karena kita hanya ingin mendapatkan apa yang kita mau. Yesus tidak menjanjikan kemudahan demikian. Dia mau kita mengikuti Dia karena kita sudah menimbang-nimbang dan memikirkannya hingga akhirnya kita mengambil keputusan yang bulat untuk mengikut Dia, apapun risiko yang mengikutinya. Yesus sendiri sudah membeberkan risiko yang harus ditanggung saat memilih menjadi murid-Nya. Di Matius 16 24-25, Yesus menegaskan bahwa, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Dia menyampaikan hal ini dengan tegas karena Dia tidak mau jika nantinya kita akan kecewa. Sebagai manusia, kita bisa kecewa saat hidup kita justru dipenuhi dengan penderitaan, tantangan, cobaan, ejekan dan ketidakadilan. Kita bisa kecewa karena Tuhan yang kita anggap berkuasa nyatanya tidak mampu membuat hidup kita jauh lebih baik. Jangan salah paham. Tuhan bisa melakukan hal-hal besar, melakukan mujizat, membangkitkan orang mati, menyembuhkan penyakit, menyelesaikan masalah. Tapi Tuhan akan melakukannya atas hidup kita ketika kita benar-benar mau menyangkal diri dan memikul salib-Nya. Dalam artian, kita mau menyerahkan seluruh hidup kita untuk memenuhi kehendak-Nya saja sehingga kehendak pribadi kita tidak lagi penting. Inilah keputusan dan komitmen menjadi murid Kristus. Ketika Rasul Paulus mengalami perjumpaan dengan Tuhan, hidupnya berubah total. Dari sosok yang hanya berfokus kepada dirinya sendiri, akhirnya Paulus berubah menjadi sosok yang hanya menganggap Kristus lah satu-satunya yang terutama. Sekalipun risikonya dia harus kehilangan nama baik, jabatan dan prestasi besar, dia tetap memutuskan untuk mengikut Yesus. Bukan hanya itu, dia bersedia memikul salib Kristus kemanapun dia pergi. Apakah sebagai murid Kristus kamu sudah berada di level ini? Apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi Yesus sehingga untuk membuktikan kasih itu kamu rela menanggung risiko untuk mengikut Dia? Sudahkah kamu mengikut Yesus karena keputusan dan komitmen? Apakah kamu siap mengasihi Tuhan tanpa syarat?’ Pengorbanan Yesus di kayu salib, seharusnya menghancurkan hati kita dan membuat kita merasa tidak layak untuk dikasihi. Inilah alasan terbesar yang seharusnya membuat kita mau memutuskan dan berkomitmen untuk mengikut Yesus dengan setia. Taruh tanganmu di dada dan arahkan hatimu kepada Tuhan. Ambillah komitmen yang baru saat ini dihadapan-Nya, sampaikan bahwa kamu mau menjadi murid yang berkomitmen mengikut Dia. Apakah Anda sedang dalam pergumulan dan butuh dukungan doa? Klik link dibawah ini untuk terhubung dengan tim doa SAHABAT 24 kami Apakah Anda butuh teman curhat dan membutuhkan pertolongan Tuhan? Klik link dibawah ini untuk konseling dengan tim konselor SAHABAT 24 kami
Tagged Aku Tidak Percaya Mujizat. Mujizat hai hai. MUJIZAT terjadi dari hari pertama hingga hari ke enam. Setelah hari ke enam, tidak ada lagi mujizat. Bila anda percaya bahwa MUJIZAT masih terjadi setelah hari ke enam, apalagi anda mengklaim mengalami atau melakukan Mujizat setelah hari keenam, itu hanya membuktikan satu hal.
Apa artinya menjadi murid Tuhan kita Yesus Kristus? Murid adalah seseorang yang telah dibaptiskan dan bersedia untuk mengambil ke atas dirinya nama Juruselamat dan mengikuti Dia. Seorang murid berusaha untuk menjadi sebagaimana Dia adanya dengan menaati perintah-perintah-Nya dalam kefanaan, sama seperti seorang yang magang berusaha untuk menjadi seperti majikannya. Banyak orang mendengar kata murid dan memikirkan artinya hanya “pengikut.” Namun kemuridan sejati adalah suatu keadaan. Ini menyarankan lebih dari sekadar menelaah dan menerapkan daftar sifat-sifat individu. Murid hidup sedemikian rupa sehingga karakteristik Kristus terjalin menjadi serat ke dalam diri mereka, yang membentuk permadani rohani. Dengarkan undangan Rasul Petrus untuk menjadi seorang murid Juruselamat “Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.”1 Dan sebagaimana Anda dapat melihat, menjalin permadani rohani akan kemuridan pribadi memerlukan lebih dari sekadar jalinan tunggal. Di zaman Juruselamat, ada banyak yang mengaku saleh dalam satu atau lain aspek dari kehidupan mereka. Mereka menjalankan apa yang saya sebut kepatuhan selektif. Sebagai contoh, mereka menaati perintah untuk tidak bekerja di hari Sabat tetapi mengkritik Juruselamat karena menyembuhkan di hari kudus Mereka memberi sedekah kepada yang miskin tetapi hanya menawarkan kelebihan mereka—apa yang tidak mereka perlukan bagi diri mereka Mereka berpuasa tetapi hanya dengan wajah yang Mereka berdoa tetapi hanya untuk dilihat Yesus berfirman, “Mereka mendekat kepada-Ku dengan bibir mereka, tetapi hati mereka jauh dari-Ku.”6 Pria dan wanita semacam itu mungkin berfokus pada menguasai sebuah sifat atau tindakan tertentu namun tidak menjadi sebagaimana Dia adanya dalam hati mereka. Mengenai ini, Yesus menyatakan “Banyak orang akan berseru kepada-Ku Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan mukjizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah daripada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan.”7 Sifat-sifat Juruselamat, sebagaimana yang kita rasakan, bukan suatu skrip untuk diikuti atau daftar untuk dipenuhi. Itu adalah jalinan karakteristik, ditambahkan satu pada yang lain, yang berkembang dalam diri kita dalam cara-cara interaktif. Dengan kata lain, kita tidak dapat memperoleh satu karakter seperti Kristus tanpa juga memperoleh dan memengaruhi yang lainnya. Sewaktu satu karakteristik menjadi kuat, demikian juga banyak yang lainnya. Dalam 2 Petrus dan dalam Ajaran dan Perjanjian bagian 4, kita belajar bahwa iman kepada Tuhan Yesus Kristus adalah dasar. Kita mengukur iman kita yang dengannya itu menuntun kita untuk melakukan—dengan kepatuhan kita. “Jika kamu akan memiliki iman kepada-Ku,” Tuhan berjanji, “kamu akan memiliki kuasa untuk melakukan apa pun yang adalah arif menurut-Ku.”8 Iman adalah katalisator. Tanpa perbuatan, tanpa kehidupan yang bajik, iman kita tidak memiliki kuasa untuk mengaktifkan kemuridan. Sungguh, iman adalah Dan juga, Paulus menjelaskan, “Tambahkan[lah] kepada imanmu kebajikan.” Kebajikan ini lebih dari sekadar kemurnian seksual. Itu kebersihan dan kekudusan dalam pikiran dan tubuh. Kebajikan adalah juga kuasa. Sewaktu kita dengan setia menjalankan Injil, kita memiliki kuasa untuk menjadi bajik dalam setiap pikiran, perasaan, dan tindakan. Pikiran kita menjadi lebih terbuka terhadap bisikan-bisikan Roh Kudus dan Terang Kita mempribadikan Kristus tidak hanya dalam apa yang kita katakan dan lakukan namun juga dalam siapa jati diri kita. Petrus melanjutkan, “Tambahkan dalam kebajikan [Anda] pengetahuan.” Sewaktu kita menjalani kehidupan yang bajik, kita jadi mengenal Bapa Surgawi dan Putra-Nya dalam cara yang istimewa. “Barangsiapa mau melakukan kehendak [Bapa]. Ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah.”11 Pengetahuan ini adalah kesaksian pribadi, yang terlahir dari pengalaman pribadi. Itu adalah pengetahuan yang membentuk kita, agar “terang [kita] mengikat pada terang-[Nya], dan kebajikan [kita] mengasihi kebajikan-[Nya].”12 Dengan kehidupan kita yang bajik, kita melakukan perjalanan dari “saya percaya’” menuju tujuan mulia “saya tahu.” Petrus menasihati kita untuk menambahkan “pengetahuan kepada penguasaan diri; dan pada penguasaan diri ketekunan.” Sebagai para murid yang berpenguasaan diri, kita menjalankan Injil dalam cara yang seimbang dan mantap. Kita tidak “lari lebih cepat daripada kekuatan [yang kita miliki].”13 Setiap hari kita bergerak maju, tidak terpengaruh oleh tantangan-tantangan kefanaan yang memurnikan. Menguasai diri dengan cara ini, kita mengembangkan ketekunan dan kepercayaan kepada Tuhan. Kita mampu bersandar pada rancangan-Nya bagi kehidupan kita, meskipun kita tidak dapat melihatnya dengan mata alami kita Oleh karena itu, kita dapat “diam dan [mengetahui] bahwa [Dia] adalah Allah.”15 Ketika kita dihadapkan pada badai kesengsaraan, kita bertanya, “Apakah yang Engkau kehendaki aku pelajari dari pengalaman ini?” Dengan rencana dan tujuan-tujuan-Nya dalam hati kita, kita bergerak maju tidak hanya dengan bertahan dari segala sesuatu namun juga bertahan dengan tekun dan Ketekunan [kesabaran] ini, Petrus mengajarkan, menuntun kita kepada kesalehan. Sebagaimana Bapa sabar terhadap kita, anak-anak-Nya, kita menjadi sabar terhadap satu dengan yang lain dan diri kita sendiri. Kita senang dengan hak pilihan orang lain dan kesempatan yang diberikannya kepada mereka untuk bertumbuh “baris demi baris,”17 “tumbuh makin cemerlang dan makin cemerlang sampai hari yang sempurna.”18 Dari penguasaan diri kepada ketekunan, dan ketekunan kepada kesalehan, sifat kita berubah. Kita memperoleh kebaikan persaudaraan yang merupakan tanda dari semua murid sejati. Seperti orang Samaria yang Murah Hati, kita melintasi jalan untuk melayani kepada siapa pun yang membutuhkan, bahkan jika mereka bukan dalam lingkaran teman-teman Kita memberkati mereka yang mengutuk kita. Kita melakukan kebaikan kepada mereka meski mereka menganiaya Adakah sifat yang lebih saleh atau seperti Kristus? Saya bersaksi bahwa upaya-upaya yang kita buat untuk menjadi murid Juruselamat kita benar-benar ditambahkan sampai kita “memiliki” Kasih ini adalah ciri khas seorang murid Kristus “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai kasih karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.”22 Adalah iman, pengharapan, dan kasih yang membuat kita memenuhi syarat bagi pekerjaan “Demikianlah tinggal … ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan, dan kasih, dan yang paling besar di antaranya inilah kasih.”24 Brother dan sister, sekarang lebih dari sebelumnya, kita tidak bisa menjadi “murid paruh waktu”! Kita tidak bisa menjadi murid hanya pada satu poin ajaran atau yang lainnya. Konstelasi [kumpulan] karakteristik yang dihasilkan dari iman kepada Kristus—termasuk karakteristik-karakteristik yang telah kita bahas hari ini—semuanya penting untuk kita berdiri kukuh di zaman akhir ini. Sewaktu kita dengan sungguh-sungguh berupaya untuk menjadi murid sejati Yesus Kristus, karakteristik-karakteristik ini akan terjalin, ditambahkan, dan secara interaktif diperkuat dalam diri kita. Tidak akan ada ketidakseimbangan antara kebaikan yang kita perlihatkan kepada musuh-musuh kita dan kebaikan yang kita berikan kepada teman-teman kita. Kita akan menjadi sama jujurnya ketika tidak seorang pun melihat sebagaimana ketika orang lain menyaksikan. Kita akan menjadi sama berdedikasinya kepada Allah di depan umum sebagaimana ketika kita di kamar pribadi kita. Saya bersaksi bahwa semua orang dapat menjadi murid Juruselamat. Kemuridan tidak dibatasi oleh usia, jenis kelamin, asal usul etnis, atau pemanggilan. Melalui kemuridan individu kita, kita, sebagai Orang Suci Zaman Akhir, membangun kekuatan kolektif untuk memberkati brother dan sister kita di seluruh dunia. Sekarang adalah waktunya untuk bertekad diri untuk menjadi murid-Nya dengan segala ketekunan. Brother dan sister, kita semua dipanggil untuk menjadi murid Juruselamat. Biarlah konferensi ini menjadi kesempatan Anda untuk “[memulai] seperti pada zaman dahulu, dan datanglah kepada [Dia], dengan sepenuh hatimu.”25 Ini adalah Gereja-Nya. Saya memberikan kesaksian khusus saya bahwa Dia hidup. Semoga Dia memberkati kita dalam pencarian kekal kita untuk menjadi murid-murid yang berbakti dan gagah berani. Dalam nama Yesus Kristus, amin.
16 Peduli lingkungan, yaitu tindakan yang mencintai lingkungan, selalu berupaya. mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya. 17. Peduli sosial, yakni tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain. dan masyarakat yang membutuhkan. 18.
Menurutmu siapa yang banyak melakukan pendidikan kristen bagimu mengapa1. Menurutmu siapa yang banyak melakukan pendidikan kristen bagimu mengapa2. Menurutmu siapa yg banyak melakukan pendidikan Kristen bagimu?mengapa?​3. 1. Menurutmu siapa yang banyak melakukan pendidikan Kristen bagimu?Mengapa?4. menurutmu siapa yang banyak melakukan pendidikan kristen bagimu!memgapa?​5. siapa yang banyak melakukan pendidikan kristen6. siapa yang banyak melakukan pendidikan kristen bagimu7. Tujuan pendidikan agama kristen menurut 3 ahli8. Pengertian pendidikan agama Kristen menurut 10 ahli9. siapa yg benyak melakukan pendidikan kristen bagimu? mengapa!? 10. Jelaskan pandangan Gereja tentang keluarga menurut Deklarasi Pendidikan Kristen artikel 311. menurut kamu mengapa perubahan itu perlu terjadiini pelajaran pendidikan agama Kristen ya....12. menurut kamu apa itu pendidikan agama Kristen anak?mohon dibantu kak​13. Menurut pendapatmu mengapa ham harus dipelajari dalam pelajaran pendidikan agama kristen ? 14. Tanggung jawab anak kepada orang tua menurut pendidikan agama kristen15. menurut kamu bagaimana supaya baik keluarga gereja dan sekolah dapat memaksimalkan pendidikan kristen bagi kamu16. pendidikan Kristen yang dilakukan di gereja adalah​17. Apa yang dapat kamu lakukan agar keluargamu dapat menerima pendidikan kristen?18. Panduan ini 1. Menurutmu siapa yang banyak melakukan pendidikan Kristen bagimu?Mengapa?2. Menurut kamu bagaimana supaya baik keluarga, gereja, dan sekolah dapatmemaksimalkan pendidikan Kristen bagi kamu?3. Apa yang dapat kamu lakukan untuk menolong keluarga, gereja dan sekolahsupaya lembaga itu dapat melakukan relasi yang bermakna dan salingmendukung?4. Tahukan kamu bahwa seluruh pendidikan manusia dapat berlangsung dalamtri pusat pendidikan? Apa sajakah itu?​19. siapa yg banyak melakukan pendidikan kristen? mengapa? bagaimana supaya keluarga, gereja, dan sekolah, dapat memaksimalkan pendidikan kristen? 20. Menurut kamu bagaimana supaya baik keluarga, gereja, dan sekolah dapat memaksimalkan pendidikan Kristen bagi kamu? 1. Menurutmu siapa yang banyak melakukan pendidikan kristen bagimu mengapaJawabanOrang yang Percaya kepada Tuhan Yesus yang beragama kristen dan yang ingin mempelajari pendidikan kristenKarena ingin mendalami tentang ilmu alkitab Semoga membantu 2. Menurutmu siapa yg banyak melakukan pendidikan Kristen bagimu?mengapa?​JawabanPendeta Penjelasankarena setiap minggu kita ke gereja mendengarakan firman Allah melalui pendeta 3. 1. Menurutmu siapa yang banyak melakukan pendidikan Kristen bagimu?Mengapa?JawabanMenurut saya " Hanya Orang yang Ber Agama Kristen Kristiani yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus "Semoga Membantu ^-^ 4. menurutmu siapa yang banyak melakukan pendidikan kristen bagimu!memgapa?​Jawabanya orang kristenalasanya karna agama dia 5. siapa yang banyak melakukan pendidikan kristen Belanda. Lewat kebijakan Zendingmissie saat penerapan Politik Etis. 6. siapa yang banyak melakukan pendidikan kristen bagimu Kenneth Chafin dalam bukunya ADA Sebuah Keluarga di Rumah memberikan gambaran tentang keluarga dalam lima koleksi salah satunya iyalah Keluarga merupakan tempat bertumbuh, menghubungkan tubuh, akal budi, hubungan sosial, terima kasih dan Rohani. 7. Tujuan pendidikan agama kristen menurut 3 ahliMarthen Luther pada Boehlke 2002340 memang tidak menggunakan istilah tujuan pendidikan Kristen karena istilah ini digunakan secara teratur sesudah utama pendidikan itu dijadikan menjadi ilmu tersendiri. akan tetapi asal karya serta perhatian Luther terhadap pendidikan maka dapat dirumuskan tujuan pendidikan Kristen menurut Marhin Luther yaitu menyadarkan siswa dan orang dewasa wacana keadaan mereka yang sebenarnya, yaitu mereka orang berdosa. Menurut Calvin, pendidikan Kristen artinya proses pemupukan nalar orang-orang percaya menggunakan Firman Allah pada bawah bimbingan Roh kudus melalui sejumlah pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja sehingga pada dalam diri mereka dihasilkan pertumbuhan rohani yang berkesinambungan yang diaplikasikan semakin mendalam melalui dedikasi diri kepada Yesus Kristus, berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesamanyaberdasarkan Warner C. Graedorf PAK adalah “Proses pengajaran dan pembelajaran yang sesuai Alkitab, berpusat pada Kristus, dan bergantung kepada Roh kudus, yang membimbing setiap langsung pada seluruh taraf pertumbuhan melalui pengajaran masa kini ke arah pengenalan dan pengalaman rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan, serta melengkapi mereka bagi pelayanan yang efektif, yang berpusat di Kristus oleh pengajar Agung serta perintah yang mendewasakan pada siswa”.PembahasanPendidikan Kristen dilaksanakan pada sekolah mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan PAK bukanlah pergumulan sekarang namun berlangsung pada sejarah keKristenan. di mana terdapat komunitas Kristen pada sana berlangsung proses pergumulan itu. Itulah sebabnya maka kita menemukan banyak rumusan tujuan tentang lebih lanjutMateri tentang Upacara keagamaan agama Kristen protestan tentang Siapa pendiri agama kristen tentang agama kristen JawabanKelas Mapel AgamaBab Kode TingkatkanPrestasimuSPJ3 8. Pengertian pendidikan agama Kristen menurut 10 ahliMenurut para ahli, berikut adalah pengertian dari pendidikan agama KristenAndar Ismail merupakan usaha gereja untuk mendidik dan membina warga sehingga bisa mencapai tingkat kedewasaan dalam kasih, iman, dan pengharapan dalam menjalankan tugas tugas dan tanggung jawab gereja untuk melengkapi para warga gereja sehingga mampu menjadi pelayan dan jemaat Luther pendidikan yang digunakan untuk memberikan pembelajaran bagi warga jemaat sehingga bisa mengetahui dosa mereka serta bisa menikmati firman Calvin pendidikan yang digunakan untuk memberikan ajaran bagi para jemaat Gereja dalam menjalankan kehidupan sesuai dengan bimbingan Roh penciptaan akal terhadap anak-anak dan orang percaya kepada firman Tuhan di bawah bimbingan Roh Kudus sehingga bisa menjalankan ajaran gereja dalam kehidupan suatu proses pengajaran yang bersumber pada ajaran Kristus dan Roh Kudus untuk membimbing pertumbuhan proses bimbingan jemaat gereja pada semua tingkat pertumbuhan sehingga bisa menjadi pribadi yang utuh untuk menjalankan ajaran suatu ilmu pengetahuan yang digunakan untuk memberikan ajaran bagi para jemaat gereja sehingga bisa menjadi bait suatu pendidikan yang digunakan sehingga para jemaat gereja bisa mengetahui kehadiran Allah dan mencapai hidup suatu ilmu pendidikan yang berpedoman pada agama Kristen adalah suatu ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada para jemaat gereja untuk menjadi orang yang lebih dekat dengan Tuhan. Pendidikan agama Kristen juga bertujuan sehingga para jemaat gereja bisa mengetahui kehangatan dari firman Tuhan serta menjalankan segala perintah-Nya sambil menunggu kehadiran Tuhan untuk kedua kalinya ke lebih lanjutMateri tentang sikap tinggi hati dalam melayani tentang tujuan pendidikan agama Kristen tentang contoh penerapan kasih Allah jawabanKelas 9Mapel AgamaBab -Kode SPJ2 9. siapa yg benyak melakukan pendidikan kristen bagimu? mengapa!? Penjelasanumat kristenya karena agamanya 10. Jelaskan pandangan Gereja tentang keluarga menurut Deklarasi Pendidikan Kristen artikel 3semoga bermanfaatmaaf kalau salahlike jawaban aku yaJawabanGEREJA INDONESIA DAN PENDIDIKAN Seminar Peringatan Konsili Vatikan II Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 23 April 2013 Paul Suparno, Pendahuluan Konsili Vatikan II telah mengeluarkan deklarasi tentang pendidikan yang bernama Gravissimum Educationis pada tanggal 28 Oktober 1965, yang diumumkan oleh Paus Paulus VI. Berarti sudah 48 tahun dokumen itu diumumkan. Pertanyaan kita adalah apakah isi dan semangat dokumen itu sudah dilaksanakan dan sungguh menjadi acuan penyelenggaraan pendidikan di Gereja Katolik Indonesia. Sejauh mana gema dokumen iu sudah dijalankan oleh gereja yang menyelenggarakan pendidikan mulai dari keluarga sampai dengan pendidikan tinggi. Dokumen Gravissimum Educationis GE baru diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sekitar 20 tahun yang lalu dan dipublikasikan secara masal dan secara khusus disebarkan oleh Komdik KWI baru mulai tahun 2008. Baru dalam seri ini secara agak meluas dokumen itu dipelajari dan direfleksikan oleh banyak karya pendidikan dalam gereja. Tulisan ini mencoba untuk menelaah sejauh mana isi utama dokumen itu sudah terlaksana dan menjadi acuan penyelenggaraan pendidikan di tanah air. Secara singkat tulisan ini akan membahas 1 Isi singkat dokumen Gravissimum Educationis; 2 Dokumen tentang pendidikan yang menjelaskan GE; 3 Situasi pendidikan Katolik di Indonesia yang telah mengacu GE; 4 Persoalan yang masih belum dipecahkan; dan 5 Peluang ke Isi Singkat Deklarasi Tentang Pendidikan Kristen Gravissimum EducationisDokumen deklarasi tentang pendidikan kristen ini terdiri dari 12 bagian. Isi utama dokumen ini dapat diringkaskan sebagai berikut 1 hak pendidikan bagi setiap orang; 2 hak orang tua dalam mendidik anak; 3 hak pendidikan kristiani bagi anak katolik; 4 peran sekolah katolik dalam pendidikan; 5 tugas guru katolik; 6 Perguruan Tinggi Katolik; dan 7 kerjasama dalam pendidikan. 1. Hak pendidikan bagi setiap orang, makna dan tujuan pendidikan GE, 1. Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan sesuai dengan tujuan dan bakatnya. Tujuan pendidikan sendiri adalah demi perkembangan pribadi manusia dan juga masyarakat. Perkembangan itu utuh menyangkut unsur fisik, moral, dan intelektual. Dengan demikian anak dibantu untuk bertanggungjawab dalam mengembangkan dirinya secara utuh. Termasuk dalam pendidikan ini adalah pendidikan seksulitas dan penyiapan untuk aktif dalam masyarakat. 2. Siapa bertanggungjawab atas pendidikan anak. Orang tua adalah penanggungjawab pendidikan anak yang utama GE, 3. Suasana kasih dalam keluarga akan mengembangkan pribadi anak yang utuh. Dalam keluarga anak dikenalkan pada Allah, masyarakat dan gereja. Tugas ini dapat dibantu oleh masyarakat, gereja, atau Negara. Gereja punya hak mendidik karena punya kewajiban mewartakan keselamatan Allah pada semua orang. Kebebasan orang tua memilihkan sekolah GE, 6. Orang tua bebas memilih sekolah bagi putranya sesuai dengan hati nuraninya. Negara harus melindungi hak anak-anak untuk mendapatkan pendidikan sekolah yang sesuai, mengawasi guru dalam mengembangkan kompetensinya, mengusahakan kesehatan anak, dan menggunakan prinsip subsidiaritas. 3. Hak setiap orang Kristen mendapatkan pendidikan kristiani GE, 2. Semua orang Kristen berhak atas pendidikan kristiani, agar imannya berkembang. Dengan demikian maka ia akan menjadi manusia yang lebih sempurna. Terutama anak muda kristen perlu dibantu dengan pendidikan kristen. Beberapa upaya mendukung pendidikan kristiani GE, 4. Upaya yang digunakan untuk mendukung pendidikan kristiani antara lain dengan katekese, menerangi dan meneguhkan iman menurut semangat Kristus, aktif dalam liturgi dan kegiatan kerasulan, dengan alat komunikasi social, aneka serikat, organisasi kaum muda, terutama sekolah. 4. Sekolah menjadi alat pendidikan yang khusus GE, 5, karena sekolah itu membina bakat intelektual, kemampuan menilai dengan tepat, membantu masuk ke budaya generasi sebelumnya, kepekaan pada nilai-nilai, persiapan kehidupan profesi, pergaulan akrab, dan kesediaan saling memahami. Sekolah menjadi pusat yang harus didukung keluarga, guru, masyarakat untuk mengembangkan kehidupan budaya, kewargaan dan keagamaan. Pentingnya pendidikan moral dan keagamaan di sekolah GE, 7. Pendidikan moral dan keagamaan semua anak penting. Gereja memperhatikan anak yang dididik di sekolah tidak katolik, melalui kesaksian hidup orang-orang yang mengajar dan membimbing anak-anak, melalui karya kerasulan sesama murid, melalui pelayanan para imam dan awam yang memberi ajaran keselamatan sesuai dengan usia dan keadaan. Sekolah katolik merupakan wujud kehadiran Gereja GE, 8. Kehadiran gereja nampak pada sekolah katolik yang tapi aku Islam 11. menurut kamu mengapa perubahan itu perlu terjadiini pelajaran pendidikan agama Kristen ya....JawabanKarna belajar itu penting untuk masa depan anak anak 12. menurut kamu apa itu pendidikan agama Kristen anak?mohon dibantu kak​JawabanPendidikan Agama Kristen adalah suatu proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan Alkitab, berpusat pada Kristus, dan bergantung pada Roh Kudus, yang membimbing setiap anak pada semua tingkat pertumbuhan melalui pengajaran dan pengalaman sesuai dengan kehendak Allah untuk mengupayakan anak bertumbuh dalam imanJawabanpendidikan agama Kristen anak adalah suatu proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan Alkitab, berpusat pada Kristus, dan bergantung pada Roh Kudus, yang membimbing setiap anak pada semua tingkat pertumbuhan melalui pengajaran dan pengalaman sesuai dengan kehendak Allah untuk mengupayakan anak bertumbuh dalam membantu 13. Menurut pendapatmu mengapa ham harus dipelajari dalam pelajaran pendidikan agama kristen ? Jawabankarena setiap orang beragama mau itu Islam , Kristen , Hindu , dll tidak boleh melakukan hal hal yang bersifat egois , kekerasan , dan penindasan selain karena dapat merugikan orang lain juga dapat membawa pengaruh buruk pada dirinya sendiri contoh nya seperti siswa yang tidak disukai teman sekelasnya karena ia suka berkelahi 14. Tanggung jawab anak kepada orang tua menurut pendidikan agama kristenJawabanorang tua perlu mengajarkan konsep takut kepada tuhanorang tua mendidik anak tanpa amarahorang tua mendidik anak untuk terus bersyukurPenjelasanmaap klo salah 15. menurut kamu bagaimana supaya baik keluarga gereja dan sekolah dapat memaksimalkan pendidikan kristen bagi kamuJawabanmenasehati hala hal yang baik, mengajar lebih dalam tetang keagamaan 16. pendidikan Kristen yang dilakukan di gereja adalah​Jawabanpendidikan yang berporos pada Yesus KristusJawabanPendidikan Kristen yang dilakukan di Gereja adalahpendidikan yang berporos pada Yesus Kristus. Yesus dalam pelayanan-Nya tidak mengabaikan tugas mengajar. Penulis Injil Matius mencatat 9 kali kata mengajar yang menunjuk pada kegiatan satu tugas pendidikan itu yakni mengajar. 17. Apa yang dapat kamu lakukan agar keluargamu dapat menerima pendidikan kristen?Jawabanyaitu memberi pelajaran sesuai dengan Alkitab InjilMAAFKALO SALAH 18. Panduan ini 1. Menurutmu siapa yang banyak melakukan pendidikan Kristen bagimu?Mengapa?2. Menurut kamu bagaimana supaya baik keluarga, gereja, dan sekolah dapatmemaksimalkan pendidikan Kristen bagi kamu?3. Apa yang dapat kamu lakukan untuk menolong keluarga, gereja dan sekolahsupaya lembaga itu dapat melakukan relasi yang bermakna dan salingmendukung?4. Tahukan kamu bahwa seluruh pendidikan manusia dapat berlangsung dalamtri pusat pendidikan? Apa sajakah itu?​Jawabankita saling menghormati dan menghargai Penjelasankarna toreransi itu indah bagi kita semua 19. siapa yg banyak melakukan pendidikan kristen? mengapa? bagaimana supaya keluarga, gereja, dan sekolah, dapat memaksimalkan pendidikan kristen? Jawabansekolah di sekolah kristen rukun di keluar ga cek dlu takut salah 20. Menurut kamu bagaimana supaya baik keluarga, gereja, dan sekolah dapat memaksimalkan pendidikan Kristen bagi kamu? Rukun antar keluarga dan saling menjaga, Melakukan ibadah ke gereja setip hari hidup rukun antar keluarga, selalu saling menjaga, dan yang utama adalah melakukan ibadah ke gereja setip hari minggu.
147Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Bangsa Israel tidak mungkin bangkit dengan kekuatannya sendiri. Allah dengan jelas mengatakan bahwa akan datang waktunya penderitaan dan kegentaran akan berakhir jika Allah sendiri yang mengadakan pembaharuan. Artinya pembaharuan itu adalah anugerah Allah sebab mereka adalah bangsa yang berdosa. Pembaharuan yang dilakukan Allah adalah pembaharuan
Christian Education as part of the spiritual sciences in empirical science, are called to be able to test the certainty, truth, vision and understanding that develops in the middle of the community context that has been usurped by modern science that developed out of the Word of God. Christians as the perpetrators of Christian education in itself to know that God is the source of truth, has expressed his truth in the Word and Person. In effect, scientific Christian education starts from the belief that true knowledge is not knowledgethat separate themselves from the self-knowing. Therefore, the formulation of Christianeducation philosphical explained various aspects of life, not separated from the framework ofbiblical thought. Source of Christian epistemology, namely the Bible, providing very much information in the Old Testament and New Testament relating to the methodology used by God in the educational process. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free KEILMUAN PENDIDIKAN KRISTENMETODE DAN KEILMIAHANNYAJunihot SimanjuntakAbstrakChristian Education as part of the spiritual sciences in empirical science, are calledto be able to test the certainty, truth, vision and understanding that develops in the middleof the community context that has been usurped by modern science that developedout of the Word of God. Christians as the perpetrators of Christian education in itself toknow that God is the source of truth, has expressed his truth in the Word and Person. Ineffect, scientific Christian education starts from the belief that true knowledge is notknowledgethat separate themselves from the self-knowing. Therefore, the formulation ofChristianeducation philosphical explained various aspects of life, not separated from theframework ofbiblical thought. Source of Christian epistemology, namely the Bible,providing very much information in the Old Testament and New Testament relating to themethodology used by God in the educational Kristen sebagai bagian dari ilmu-ilmu rohani dalam ilmu empirik,terpanggil untuk dapat menguji kepastian, kebenaran, pandangan dan pemahamanyang berkembang di tengah-tengah konteks masyarakat yang telah dirasuki oleh ilmupengetahuan modern yang berkembang lepas dari Firman Allah. Orang Kristen sebagaipelaku pendidikan Kristen itu sendiri tahu bahwa Allah adalah sumber kebenaran, telahmenyatakan kebenaran-Nya itu dalam Sabda dan Pribadi. Pada hakekatnya, keilmuanpendidikan Kristen bertitik tolak dari keyakinan, bahwa pengetahuan yang sejati bukanlahpengetahuan yang memisahkan diri dari diri yang mengetahui. Karena itu, rumusanfalsafahi pendidikan Kristen memaparkan berbagai segi kehidupan, tidak lepas darikerangka pemikiran Alkitab. Sumber epistemologi Kristen, yaitu Alkitab, menyediakansangat banyak informasi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang berhubungandengan metodologi yang digunakan oleh Tuhan dalam proses pendidikan.]Kata kunci keilmuan, pendidikan Kristen, metode dan ilmiahPengantarSecara umum, ilmu filsafatdibedakan menjadi lima cabang besar,yaitu 1 metafisika atau ilmu tentang yangada sebagai ada berbicara mengenairealitas sebagaimana adanya; 2epistemology atau filsafat ilmupengetahuan; 3 etika atau filsafat moralbaik buruknya perilaku manusia; 4 logikabagaimana berpikir secara tepat; dan 5estetika atau filsafat seni tentangkeindahan.Filsafat ilmu sebagai cabang keduadari ilmu filsafat adalah penyelidikantentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dancara-cara untuk memperolehnya. Ataudalam artian, filsafat ilmu adalahmerupakan suatu penyelidikan lanjutanterhadap kegiatan-kegiatan ilmiah ataucara memperoleh pengetahuan ilmiahtehadap obyek-obyek serta masalah-masalah dari masing-masing ilmu. Yangdimaksudkan dengan kata “ilmiah” yangterdapat dalam ungkapan “pengetahuanserta cara kerja ilmiah” secara umummenunjuk pada tiga pengenalan, yaitupengetahuan yang mempunyai dasarpembenaran, bersifat sistematik danbersifat ilmiah yang merupakanJurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 1 pengetahuan yang mempunyai dasarpembenaran, pengaturan cara kerja ilmiah-nya diarahkan untuk memperoleh derajatkepastian yang sebesar proses, ilmu pengetahuanmemisahkan dua hal, yaitu evidensi dankepastian. Semua ilmu empirik mengejarkepastian. Dunia ilmu-ilmu empirik biasanyadibagi dalam dua belahan. Belahan yangsatu meliputi ilmu-ilmu alam, belahan yanglain meliputi apa yang dinamakan ilmu-ilmu manusia, ilmu-ilmu budaya, ilmu-ilmurohani dan ilmu-ilmu perilaku atau ilmu-ilmumasyarakat. Beerling, 1986 101.Pendidikan Kristen sebagai bagiandari ilmu-ilmu rohani dalam ilmu empirik,terpanggil untuk dapat menguji kepastian,kebenaran, pandangan dan pemahamanyang berkembang di tengah-tengah konteksmasyarakat yang telah dirasuki oleh ilmupengetahuan modern yang berkembanglepas dari Firman Allah. Orang Kristensebagai pelaku pendidikan Kristen itusendiri tahu bahwa Allah adalah sumberkebenaran, telah menyatakan kebenaran-Nya itu dalam Sabda dan Pribadi. Karenaitu, rumusan falsafahi pendidikan Kristenmemaparkan berbagai segi kehidupan,tidak lepas dari kerangka pemikiranAlkitab. Dr. Theodore Platinga dalamChristian Philosophy within Biblical Boundsmengemukakan “Christian philosophy ofthe highest and the best sort will not neglectwhat God has given us in His revelation”Platinga, 199160. Ditambahkan pulaoleh Beliau bahwa Alkitab berbicarabanyak tentang manusia, yakni manusiayang hadir dan bergulat di tengah alamsemesta ini. Hal yang sama juga menjadipokok perbincangan filsafat, yakni tentangasal, makna dan tujuan manusia Platinga,199154-60.Dengan mencermati pokok tersebutdi atas, maka pemikiran tentang pendidikanKristen yang didasarkan pada persfektifAlkitab harus dapat dibuktikan sebagai ilmu,jika ia ingin diterima sebagai bagian dariilmu pengetahuan. Untuk itu maka makalahini akan membahas “Keilmuan PendidikanKristen berdasarkan tinjauan terhadapmetode dan keilmiahannya”.Pertanyaan yang menjadi pengarahpenelitian adalah sebagai berikut apakahpengertian pendidikan secara umum?Apakah pengertian pendidikan secaraKristen? Bagaimana gambara metodekeilmuan pendidikan Kristen? Danbagaimana juga gambaran keilmuanpendidikan Kristen?Pengertian PendidikanBerdasarkan pengertian istilah,pendidikan dapat dikatakan berasaldari dua kata Latin educatus denganistilah jabarannya educare dan pertama memberi arti “merawat,memperlengkapi dengan gizi, agarsehat dan kuat”. Yang kedua berarti“membimbing keluar dari ….” Berdasarkanpengertian ini, pendidikan dapat dikatakansebagai upaya sadar, dan bersengajauntuk memperlengkapi seseorang, atausekelompok orang, guna membimbingnyakeluar dari satu tahapan keadaan hidupke suatu tahapan hidup lainnya yang lebihbaik. Sidjabat, 199615.John Dewey merumuskanpendidikan sebagai proses membentukpendekatan cerdas danemosional terhadap dunia alam dansesama manusia. Boehlke, 2005621.Pendidikan juga didefenisikansebagai keseluruhan pengalaman belajarsetiap orang sepanjang hidupnya. Dalampengertian yang maha luas, pendidikanberlangsung tidak dalam batasan usiatertentu, tetapi berlangsung sepanjanghidup lifelong sejak lahir bahkan sejakawal hidup dalam kandungan hingga mati.Mudyahardjo, 200146.Montessori berpandangan, bahwapendidikan memperkenalkan cara dan jalankepada peserta didik untuk membina dirinyasendiri. Mardiatmadja, 198649. Langeveld menyatakan, bahwapendidikan adalah pemberian bimbingandan bantuan rohani bagi yang masihmemerlukan. Dr. J. Riberu mengatakan,bahwa pendidikan adalah bantuan supayaorang dapat membantu dirinya dalamsegala bidang hidup. Riberu, 1970121.2 JurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 O. Soewargana mengatakan,bahwa pendidikan mau mempersiapkanagar generasi mendatang matangdan siap, dibekali ilmu pengetahuanserta keterampilan dan kemampuanjiwani maupun jasmani, untukmelakukan tugas dan tanggung jawab’.Soewargana,196915.Boleh pula disebutkan bahwapendidikan adalah proses terorganisasikan,yang membuat sadar akan segala realitas,agar dia dapat sampai kepada Tuhansebagai tujuan akhirnya. Gucken danSheridan, 19819.Dan akhirnya, George R. Knightmelengkapi, bahwa pengetahuan adalahproses lain daripada pendidikan sekolahyang tidak terbatas pada konteks adalah proses kekal yangdapat terjadi setiap waktu dan di setiaptempat. Knight, 20069.Dalam pengertian komprehensifsemacam di atas, maka pendidikanmerupakan usaha yang dilakukan olehorangtua dalam keluarga, guru dalamsekolah, setiap warga dalam masyarakatdan pemerintah dalam negara. Mengingatkedudukan keluarga sebagai kelompokhidup dasar yang paling primer, makaorangtua adalah pendidik yang pertama Pendidikan KristenDari sudut sejarah, pembahasantentang pendidikan dimulai dari teoripendidikan yang diprakarsai oleh HoraceBushnell menjelang akhir abad yangkedua, yakni sejak pendirian SekolahMinggu. Pendirian sekolah minggu initelah menjadi awal pendidikan Kristenterhadap pelayanan jemaat dan bidangteologi yang berkembang secara gemilang,dan mendorong munculnya penemuandan pemikiran yang mendahului lahirnyazaman modern, secara khusus penemuandan pemikiran yang dilahirkan padaantara tahun 1880 dan 1980. Boehlke,2005511,523. Dalam bab dua Boehlkemenjabarkan secara detail perihal berbagaiperkembangan yang dicapai dunia padaabad ke-15 dan ke-16, setelah Bushnell mendirikan sekolah fakta tinjauansejarah yang dipaparkan Boehlke dalamSejarah Perkembangan Pikiran danPraktek Pendidikan Agama Kristen jilidII dapat disimpulkan bahwa pendidikanKristen itu sendiri jauh lebih tua usianyadari pendidikan umum. Bahkan dapatdiklaim, bahwa pendidikan Kristen-lahyang melahirkan pendidikan umum yangsedang terjadi pada abad modern ini. Olehsebab itu, pendidikan Kristen tidak dapatdipersempit pada asumsi dan pengidentikandengan agama Kristen Belaka. PendidikanKristen sangat luas karena berlangsung dikeluarga, sekolah PAK, dan gereja PWG.Isu-isu penting dalam pendidikanKristen meliputi 1 Pokok-pokok filosofipendidikan Kristen tentang bagaimanakita mendefenisikan pendidikan Kristenitu?; 2 Tujuan pendidikan Kristen untukapa?; 3 Murid/peserta didik siapamereka?; 4 guru/pendidik Kristensiapa mereka?; 5 Kurikulum apayang diajarkan?; 6 Metode pendidikanbagaimana mewujudkannya?; 7 Fungsisosial sekolah/konteks pendidikan danpembelajaran apakah sekolah hanyatempat belajar kognitif, psikomotoris?; dan8 Evaluasi pendidikan bagaimana kitatahu kita mencapai tujuan?.Prof. Robert W. Pazminomendefenisikan pendidikan Kristen sebagai“usaha bersengaja dan sistimatis, ditopangoleh upaya rohani dan manusiawi untukmentransmisikan pengetahuan, nilai-nilai,sikap-sikap, keterampilan-keterampilandan tingkah laku yang mengupayakanperubahan, pembaharuan dan reformasipribadi-pribadi, kelompok bahkan strukturoleh kuasa Roh Kudus, sehingga pesertadidik hidup sesuai dengan kehendak Allahsebagaimana dinyatakan oleh Alkitab,terutama dalam Yesus Kristus”. Pendidikan Kristen Suatu TinjauanTeologis – Filosofis28JurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 3 Metode dalam Keilmuan PendidikanKristenSumber epistemologi Kristen,Alkitab, menyediakan sangat banyakinformasi dalam Perjanjian Lama danPerjanjian Baru yang berhubungan denganmetodologi yang digunakan oleh Tuhandalam proses keilmuan pendidikanyang digunakan Allah dalam PerjanjianLama adalah metode instruksional. Dikutipdari Knight, 1980216.Perjanjian Lama mengungkapkanbahwa Israel kuno secara total terbenamdalam lingkungan pendidikan yangdibangun untuk membantu di spiritual,intelektual, sosial, dan pengembangan fisikbangsa Israel. Lingkungan pendidikandisusun untuk menyediakan pengalamanbelajar yang kekal dari kelahiran sampaikematian yang diselenggarkan pada hari-hari libur, tahun yobel, saat peribadatan,dan dalam peringatan hari lingkungan bidang pendidikanyang ada di Israel dilaksanakan dandikembangkan berdasarkan instruksilangsung dari metode pendidikandalam Perjanjian baru dikembangkanberdasarkan metode Tuhan Kristen belajar banyak melaluisatu induksi dan analisis belajar darimetode Tuhan Yesus yang diceritakandalam kitab kita teliti dengan baik, dalamInjil Matius digambarkan bagaimana Yesusmenggunakan berbagai metode. Beberapametode yang didemonstrasikan oleh Yesusadalah ceramah dan khotbah fasal 5dan 13, bertanya, menjawab pertanyaan,mengemukakan perumpamaan/kiasan, mengemukakan perbandingan,mendemonstrasikan, memberikan tugas,kebersamaan, mengemukakan pujian,menggunakan Kitab dalam Injil Yohanes,metode yang digunakan Yesus untukmenyampaikan kebenaran tentang diri-Nya,tentang Allah, dan tentang aspek-aspek lainadalah menjawab pertanyaan, termasukpertanyaan Nikodemus, wanita Samaria,juga orang-orang yang berdebat dengan-Nya; mengajukan pertanyaan, melakukantanda, memberikan wejangan khusus bagimurid-murid-Nya dalam fasal 14-15 dan 16;bersama-sama dengan para murid; denganperbuatan. Dia membasuh kaki murid-murid-Nya fasal 13.Keilmiahan dalam Keilmuan PendidikanKristenKeilmiahan dalam keilmuanpendidikan Kristen dikaji dari sudutepistemologi dan aksilogi iman Epistemologi Gerika epistemeberarti penyelidikan tentang sumber, sifat,metode dan keterbatasan pengetahuanmanusia. Epistemologi sering jugadiartikan sebagai “teori pengetahuan”yang berhubungan dengan validitas ataupembenaran atau pun epistemologi yang kita milikisudah tentu turut mempengaruhi konsepdan strategi pendidikan Kristen. Itulahsebabnya dalam menguji keilmiahan dalamkeilmuan pendidikan Kristen, epistemologipendidikan Kristen harus diperbincangkandari sudut pandang iman Kristen,sebagaimana akan diperbincangkan berikutiniPertama, dimensi pertanyaan yang sering munculdalam kaitan dengan dimensi pengetahuanini, antara lain Apakah realitas dapatdiketahui secara sesungguhnya? Jika ya,bagaimana caranya? Adakah yang disebutkebenaran absolut mutlak? Tidakkahkebenaran itu relative? Bagaimanakahrelasi manusia dengan pengetahuan?Apakah manusia berperan sebagaipenerima, pastisipan, penguasa, ataupenghasil pengetahuan? Apakah adapengetahuan yang benar-benar objektif?Adakah pengetahuan yang bergantungkepada pengalaman manusia?Yang terutama harus kita tegaskanialah bahwa dalam iman Kristen, manusiamemiliki dimensi intelek, kreativitas, yangmendorongnya mencari pengetahuan,hikmat dan kebenaran. Ia dapat memahami4 JurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 realitas serta meluaskan wawasannyabahkan untuk mengerti realitas demikian, sebagai makhlukyang terbatas, tentu pengetahuan yangdiperolehnya menjadi terbatas karena dilemanya yang adapadanya sebagai makhluk Allah yang telahjatuh ke dalam dosa, manusia dapatberbuat kekeliruan dalam menyimak danmengungkapkan Kristen berupayamembimbing orang untuk memilkipemahaman bahwa Allah sendirilah sumberkebenaran. Dalam batas tertentu, manusiamemang bisa menjadikan dirinya sebagaisumber pengetahuan. Akan tetapi terlepasdengan hubungan dengan Allah, kebenaranyang dipahaminya cenderung bersifat semusaja. Karena itu, ia memerlukan kebenaranAllah. Kebenaran yang dinyatakan Allahbagi manusia tidak saja sifatnya abstrak,teoritis, tetapi juga mewujud dalam PribadiYesus Kristus. Sebagaimana dituliskandalam Injil Yohanes, Yesus berkata, “Akulahjalan dan kebenaran dan hidup …” Karena itu keilmuan pendidikanKristen bertitik tolak dari keyakinan,bahwa pengetahuan yang sejati bukanlahpengetahuan yang memisahkan diri dari diriyang sumber pengetahuan. Dalampemahaman Kristen, Allah adalah sumberkebenaran dan pengetahuan. Manusiadiberi-Nya mandate untuk mencari danmengembangkan pengetahuan, denganpotensi dan kemampuan yang mencari dan mengemukakanpengetahuan, manusia melakukan ataumengalami proses belajar. Peristiwabelajarnya melibatkan keseluruhan dimensikepribadiannya. Dalam perbuatan belajar,intelek, emosi, kehendak, dan bagian-bagian dari panca indera, semuanya turutterlibat. Karena itulah, keseluruhan aspekdari diri kita ikut aktif menjadi instrumenuntuk mengetahui, dan memperolehkebenaran Allah. Maka, pendidikan Kristenterpanggil untuk member penyuluhanmengenai terjadinya proses belajar dalamdiri dan kehidupan manusia. Selain itu,pendidikan Kristen member dorongan agarmanusia belajar dari berbagai sumberkebenaran, dan menguji kebenaran itu dariprinsip-prinsip Alkitab. Dan juga, pendidikanKristen berupaya membantu peserta didikmemahami, mengerti Alkitab secara memilki fungsi luas, mencakupsebagai pengajaran, agar orang mengenalkebenaran; sebagai pendidikan sehinggaorang hidup dalam kebenaran; sebagaituntunan, bimbingan dan yang mampumemperbaiki kelakuan 2 Tim. 316-17.Ketiga, pengujian kebenaran. Didalam dunia epistemologi, orang dapatmenguji kebenaran berdasarkan tigakriteria atau prinsip utama. Pertama, prinsipkorespondensi, dimana apa yang kitaketahui itu setia faithful terhadap realitasobyektif. Tidak bertentangan. Tidak bertolakbelakang. Kedua, prinsip koherensi dankonsistensi. Artinya, jika satu ide, gagasanyang kita miliki dikaji ulang dengan kristeriapenilaian sebelumnya, serta ditelusuridari berbagai segi, ternyata hasilnya tetapbersesuaian, maka hal itu mengandungkebenaran. Ketiga, prinsip pragmatis, yakniberdasarkan nilai manfaat dari pengetahuanatau kebenaran itu sendiri dalam dengan hal tersebut,pendidikan Kristen bertugas untukmendorong individu dan kelompokuntuk memiliki pola pikir kritis. Merekaharus bersedia secara jujur mengujipengetahuan yang dimilikinya. Tidak bolehkita memiliki iman yang buta, atau yangemosional belaka. Dengan mengarahkanorang bersedia menguji keyakinan yangdianutnya, pendidikan Kristen berupayauntuk membawa orang ke luar daribelenggu perasaan dan intuisi. Namundalam hal ini bukan berarti aspek perasaandan intuisi kurang penting atau kurangbernilai dalam kehidupan adalah bahwa aspek intelekindividu dan kelompok perlu mendapatpenjelasan, disiplin, latihan danpemampuan di dalam program pendidikanKristen. Seperti yang ditegaskanJurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 5 oleh Yesus, manusia di panggil Allah untukmengasihi Dia dengan segenap hati, jiwa,akal budi dan kekuatan Mrk. 1229-30.Aksiologi adalah cabang dari filosofiyang mencari jawaban pertanyaan “Apakahnilai itu?” Aksiologis dibangun pada konsepkenyataan dan kebenaran. Aksiologi,seperti halnya metafisika dan epistemologi,berdiri pada fondasi proses utama dari pendidikan adalahpengembangan pilihan. Kelas adalah teaterAksiologi guru, dimana guru tidak dapatmenyembunyikan moral mereka bidang aksiologi pendidikan, gurusecara terus-menerus menginstruksikanmelalui tindakan mereka kepada kelompokanak muda yang sangat mudah dipengaruhiyang menerima dan meneladani strukturnilai guru mereka pada tingkat yang dari George R. Knight. Philosophyand Education. Berrien Springs, MichiganAndrews University dapat diartikansebagai sesuatu yang berharga,berkualitas, bermakna dan bertujuan dalamkehidupan manusia, individu dan orang menimbang nilai dengankadar “baik” atau “buruk”. Makna nilai dalampendidikan Kristen sendiri adalah untukmenawarkan nilai hidup baru yangbersumber dan berakar dari Firman memberikan nilai hidup ini dalam imanKristen adalah Yesus Kristus. Iamemberikan dan mengajarkan nilai hidupbagi setiap orang yang terbuka kepada-Nya. Selanjutnya, ia mendesak danmemungkinkan agar nilai-nilai hidup itumenembusi segi-segi kehidupan orangpercaya. Dalam kerangka itulah, makapendidikan Kristen terpanggil untukmembimbing orang memahami nilai-nilaibudayanya dengan baik, serta menilainyadari segi terang Firman Tuhan, danselanjutnya mengambil tindakan-tindakankonkret. Dikutip dari senantiasa memandang alamini dari satu pihak, dari satu jurusan. Tidakada jalan lain bagi ilmu untuk mengetahuialam dan Penciptanya. Sebab itu, kalau kitahendak mengetahui alam dan Penciptanyadengan jalan ilmu, dari awal kita sudahmembawa ukuran, membawa peralatankerja dengan mengambil peninjauan yangtertentu. Dari sekian masalah kita hanyadapat mengambil beberapa saja, yangkita anggap penting bagi pengetahuankita, lalu kita selidiki bagaimana duduknyadan hubungan sebab akibatnya. Ukuranitu disebut metode. Tiap-tiap ilmu adalahpengetahuan yang teratur tentangpekerjaan hukum kausal dalam satugolongan masalah yang sama tabiatnya,maupun menurut kedudukannya tampakdari luar, maupun menurut bangunannyadari dalam. Ilmu apa juga, ia harusmemenuhi syarat ini, barulah boleh disebutilmu! Mohammad Hatta, dalam PengantarKe Djalan Ilmu dan ilmu pengetahuan berguna bagiumat manusia, maka ilmu pengetahuanharus menjadikan Alkitab sebagai bahanpenelitian ilmiah, karena hanya Alkitabsebagai satu-satunya sumber ini telah dibuktikan oleh seorangfilsuf bernama Herman Dooyewerd yangmembahas empat belas motif agamawiyang pernah dipakai di dunia Barat selamamillennia terakhir filsafat Yunani kuno,Skolastisisme, Humanisme, dan FirmanAllah. Hasil analisis tersebut menyimpulkanbahwa hanya pilihan terakhir baca FirmanAllah yang bebas dari bahaya dualisme,karena Firman Allah berpegang padaasas, yaitu 1 semuanya harus dimengertiberdasarkan proses-proses yang sedangberlangsung, dan 2 segala sesuatuberakhir dengan kematian. PetimbanganDooyewerd ini penting, karena tidakmungkin kita sampai kepada pengertianyang benar berdasarkan dua asas yangmasing-masing berdiri sendiri. Hal ini sesuaidengan yang dikemukakan Yesus tentangkemustahilan berpegang pada dua asasdalam Injil Matius 6 iman Kristen, manusiamemiliki dimensi intelek, kreativitas, yangmendorongnya mencari pengetahuan,hikmat dan kebenaran. Pendidikan Kristen6 JurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 berupaya membimbing orang untuk memilkipemahaman bahwa Allah sendirilah sumberkebenaran. Kebenaran yang dinyatakanAllah bagi manusia tidak saja sifatnyaabstrak, teoritis, tetapi juga mewujuddalam Pribadi Yesus Kristus. Sebagaimanadituliskan dalam Injil Yohanes, Yesusberkata, “Akulah jalan dan kebenaran danhidup …” Yoh. 146. Karena itu keilmuanpendidikan Kristen bertitik tolak darikeyakinan, bahwa pengetahuan yang sejatibukanlah pengetahuan yang memisahkandiri dari diri yang RUJUKANBeerling, Kwee, Mooij Van Peursen,Pengantar Filsafat Tiara Wacana, Robert R. SejarahPerkembangan Pikiran danPraktek Pendidikan Agama Kristenjilid II., 2005. Jakarta BPK R. Knight, Isu-isu dan Alternatifdalam Filosofi Pendidikan. BogorPenerbit Yayasan, 2006. Kasih and Education. BerrienSprings, Michigan Andrews Mohammad, Pengantar Ke DjalanIlmu dan Pengetahuan. Jakarta Djakarta, Arthur G. Segala Kebenaranadalah Kebenaran Allah. JakartaPercetakan Timur Agung, Tantangan DuniaPendidikan. Yogyakarta PenerbitKanisius, Redja, Filsafat IlmuPendidikan Suatu Penerbit PT. RemajaRosdakarya, Sains, Iman dan Penerbit B. Samuel, Strategi Pendidikan Kristen Suatu Tinjauan Teologis– Filosofis. Yogyakarta PenerbitYayasan Andi 1996..Sudarminta, J. Epistemologi Penerbit Kanisius, Mas. 1998JurnalKharisEdisiIV,Juli2009-Desember2009 7 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
aGbUNi.
eo6ki458a9.pages.dev/104eo6ki458a9.pages.dev/238eo6ki458a9.pages.dev/217eo6ki458a9.pages.dev/397eo6ki458a9.pages.dev/10eo6ki458a9.pages.dev/139eo6ki458a9.pages.dev/234eo6ki458a9.pages.dev/156
menurutmu siapa yang banyak melakukan pendidikan kristen bagimu mengapa